Botulisme bisa muncul akibat adanya racun dari bakteri clostridium botulinum, bakteri ini biasanya ada di sungai, debu, tanah, bahkan di dasar laut. Ketika di lingkungan normal bakteri tersebut tidak berbahaya. Namun ketika bakteri tersebut hidup di lingkungan yang minim oksigen akan melepaskan racunnya. Misalnya di kaleng tutup botol dan tubuh manusia.
Penyakit
ini memang masih langka, namun penyakit ini bisa mengancam nyawa. Racun dari bakteri
Clostridium botulinum dianggap sebagai salah satu racun terkuat. Gejala
botulisme biasanya mulai muncul beberapa jam hingga beberapa hari setelah
terpapar bakteri clostridium botulinum. Gejala awal mungkin termasuk
mual, muntah, sakit kepala dan kelelahan. Namun, gejala utama botulisme adalah
kelemahan otot dan kesulitan bernapas. Gejala ini bisa berkembang dengan cepat
dan bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat.
Racun yang dikelola bakteri clostridium
botulinum bisa menyerang sistem saraf, yang kemudian mengakibatkan
kelumpuhan otot atau kelumpuhan. Botulisme biasanya disebabkan oleh makan
makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri clostridium botulinum.
Namun pada nyatanya, pasien yang menderita penyakit ini bisa tertolong dengan penanganan yang tepat. Apabila penanganannya tertunda, racun akan menjalar ke beberapa otot yang mengatur napas, yang kemudian mengakibatkan kelumpuhan hingga mengancam kematian. Ada beberapa jenis penyakit Botulisme, diantaranya adalah:
1. Botulisme karena Luka
Ketika Sebagian tubuh mengalami luka, terkadang bakteri clostridium botulinum bisa datang dan masuk ke luka. Kondisi ini sering dialami oarang yang menyalahgunakan narkoba atau NAPZA (narkotika, psikotropika, dan obat terlarang), terutama yang masuk pada jenis suntik. Bakteri tersebut dapat mengkontaminasi heroin atau zat terlarang lainnya. Bakteri yang sudah tercampur dengan zat terlarang tersebut bisa memicu untuk berkembang bian dan memunculkan racun.
2. Botulisme yang disebabkan Keracunan Makanan
Makanan yang terkontaminasi bakteri clostridium botulinum akan berdampak pada penyakit botulisme. Terlebih pada makanan kaleng yang diolah belum baik. Makanan yang diketahui memiliki kandungan bakteri clostridium botulinum diantaranya adalah: ikan kaleng, daging kaleng, ikan yang (diasap, difermentasi, atau diasinkan), buah-buahan atau sayuran kaleng yang rendah asam.
3. Botulisme yang Terjadi pada Bayi
Bayi yang mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi spora clostridium botulinum bisa memicu terjadinya penyakit botulisme. Umumnya spora ini sering terjadi pada bisa ditemukan di dalam madu atau pada tanah. Spora yang masuk ke dalam tubuh bayi akan berkembang biak dan saluran pencernaan akan mengeluarkan racun. Perlu digaris bawahi, bahwa spora ini tidak membahayakan bagi bayi yang memiliki usia lebih dari satu tahun karena tubuhnya sudah memiliki resistansi atau ketahanan terhadap bakteri.
Adapun
pengobatan botulisme dengan cara memberi antitoksin botulinum, yang dapat
menetralkan racun dalam tubuh. Selain itu, pasien biasanya memerlukan perawatan
intensif, seperti ventilasi mekanis untuk memudahkan pernapasan. Pencegahan
botulisme mencakup penanganan makanan dan minuman yang tepat, seperti memasak
makanan pada suhu yang cukup tinggi untuk membunuh Clostridium botulinum dan
membuang pengawet yang rusak atau bengkak.
Perlu diingat juga bahwa botulisme merupakan
penyakit langka. Namun, bisa sangat berbahaya jika tidak segera ditangani. Oleh
karena itu, sangat penting untuk segera menemui dokter jika Anda melihat adanya
gejala botulisme . Ternyata ada produk yang di dalamnya terdapat banyak kandungan
yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Ingin tahu lebih lanjut
produknya? KLIK DI SINI
Komentar
Posting Komentar